Wednesday, October 26, 2011

Parkir RSU Ulin

Oleh: Taufik Arbain

Rupanya tidak sekadar ujar jar ujar soal perparkiran di Rumah Sakit terbesar di Kalsel RSU Ulin Banjarmasin. Masalahnya nampaknya kompeks atau dikompleks-komplekskan atau boleh jadi pengelola parkir yang diamanahkan RSU masa bodoh soal pelayanan perpakiran. Namun bisa juga manajemen RSU pun hanya paham soal administrative saja, soal prosedur siapa pengelola, kapan menerima setoran dan bagaimana bagi hasilnya. Tanpa melihat soal perparkiran bagian dari pelayanan Rumah Sakit secara komprehensif.

Tidak sedikit yang mengeluh kalau bertandang ke RSU khususnya mereka yang naik sepeda motor. Nampaknya pihak pengelola parkir berpikir yang terpenting orang berurusan ke RSU dengan memarkir kendaraan dari pintu masuk harus menerima karcis, soal sesak dan padat atau tidak ada “pawa” itu urusan pemilik sepeda motor dengan kesadaran sendiri mengaturnya.
Kita tentu saja heran dengan pihak pengelola Parkir dan manajemen RSU yang sangat buruk ini menangani soal pelayanan. Bahwa pelayanan Rumah Sakit tidak sekadar berkaitan procedural pasien berobat dan inap saja tetapi juga berkaitan dengan soal pelayanan kebersihan, fasilitas yang memadai termasuk soal parkir sekalian berada di luar gedung.
Dari sisi pengelolaan dan bentuk penerimaan karcis parkir boleh dibilang sudah menggunakan teknik komputerisasi, dimana memungkinkan adanya transparan terhadap pengelolaan pendapatan dana dari iuran parkir, tetapi uang iuan parkir tersebut selama bertahun-tahun orang berurusan dengan pihak Rumah Sakit dan menggunakan sepeda motor, tidak pernah ada peningkatan fasilitas yang memadai. Artinya lahan parkir masih saja sesak dan padat sekaligus berebut lahan dengan orang “bawarung”. Bolehlah ini masih bisa ditoleransi, tetapi dana yang diperoleh dari pendapatan parkir, sangat lucu manajemen Rumah Sakit tidak memikirkan lahan yang berbatu, badugul, sesak dan kadang becek jika musim penghujan. Kata orang Jakarta,” emang…manajemen Rumah Sakit Cuma tahunya pungut bagi hasil saja!”. Nonsen dong kalau pelayanan dikatakan meningkat.
Seyognya, sebagai Rumah Sakit milik Pemerintah harus memiliki paradigma Good Governance yang berorientasi pada pelayanan yang baik, responsibility, responsivitas, akuntabilitas dan efektif termasuk soal parkir ini. Pikiran-pikiran demikian setidaknya untuk meningkatkan pelayanan dan menjadi contoh bagi Rumah Sakit lainnya. Sayang Pemprov terus menggelontorkan dana untuk kepentingan RSU Ulin tetapi pengelolaan yang demikian masih buruk, belum lagi soal pelayanan pasien, mafia obat, mafia ruangan dan mafia Jamkesmas. Nanti besok akan kita ungkap dan bahas soal ini.
Harus dipahami bahwa masyarakat Kalsel yang berobat ke RSU ini menggantungkan harapan besar kepada pelayanan RS Ulin Banjarmasin, dimana harus ada perbaikan di semua sector, termasuk soal parkir sepeda motor tadi. Syukurnya beberapa pangalaman cerita kawan soal parkir sepeda motor ini masih lebih baik dalam melakukan pungutan uang karcis,dibandingkan pengalaman orang-orang yang berurusan dengan parkir mobil.
Apa pasal? Pernahkah anda jika mengendarai mobil memasuki area parkir RS Ulin Banjarmasin pada jam-jam tertentu, petugas tidak menyerahkan karcis pada pintu pertama? Termasuk pintu terakhir. Ketika ditanya di pintu pertama, “mana karcisnya?” Jawaban petugas yang kadang suka be-smsan,” komputernya rusak! Bayar nanti di pintu keluar!”. Lalu pas bayar di pintu keluar, tentu saja kita menyerahkan uang parkir Rp. 2000 dan ketika ditanya karcis pembayaran parkir, maka dijawab:” komputernya rusak!.
Pengalaman saya termasuk pengalaman banyak orang dan teman-teman, kok aneh sekali terkadang dalam sebulan, atau selang 2 bulan selalu didapati petugas parkir menyatakan komputer rusak. Bagaimanakah soal pertanggungjawaban pendapatan pengelola ketika tidak terekam dalam komputer?
Tentu kita tidak ingin mendapati perilaku buruk pelayanan parkir yang petugasnya asyik be-smsan dan komputer perekam karcis rusak selalu mendera pada manajemen RS Ulin. Jauh-jauh pelayanan yang ramah seperti petugas parkir di Duta Mall yang tidak pelit mengucapkan salam dan terima kasih. Jadi mulailah managemen RS Ulin merasa malu atas dipertontonkannya pelayanan buruk ini secara sengaja oleh pihak-pihak yang bekerjasama dengan Rumah Sakit.Cukup sudah masyarakat Kalsel menikmati pelayanan yang buruk ini.( Idabul Mata Banua, 19 September 2011)

No comments: